6 Dalam kitab Shahih Muslim disebutkan bahwa Ummu Ad-Darda' berkata, "Tuanku Abu Ad-Darda' memberitahukan kepadaku, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Doa seseorang untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya itu adalah doa yang dikabulkan". 7. Rasulullah SAW bersabda "Al Hasan dan Al Husein adalah dua pemimpin pemuda penghuni surga". 8. AbuHurairah pun menjawab, "Sesungguhnya, itulah warisan Muhammad SAW." Hadis riwayat Abu Dawud dan at-Tirmidzi menyebutkan, Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sesungguhnya mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barang siapa yang telah mengambil ilmu yang banyak, ia telah mengambil bagian yang banyak." Jadi bisa diambil kesimpulan bahwa Nabi Ahmad, nama dari Nabi Muhammad Saw mempunyai arti orang yang paling banyak memuji Allah. Nabi Muhammad Saw bersabda, "Aku adalah Ahmad tanpa mim (Ù) " Ahmad tanpa mim ( Ù) akan mempunyai arti Ahad (Esa), yang merupakan sifat Allah yang sangat unik. Mim (Ù) yang merupakan simbol Vay Nhanh Fast Money. Salah satu ciri utama fitrah manusia adalah adanya rasa malu. Bila rasa malu hilang, manusia cenderung berbuat seperti binatang bahkan bisa lebih parah lagi. Allah berfirman "Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu bagai binatang, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai"QS 7179. Kini kita sedang berada di sebuah zaman, yang menunjukkan bahwa manusia sudah benar-benar lebih sesat dari binatang Seorang anak membunuh ibunya, seorang ibu membunuh anaknya, seorang ayah memperkosa anak perempuannya, aurat dipertontonkan dengan menggunakan kecanggihan teknologi, harga diri dijual menjadi ajang komoditi dan lain sebagainya. Dalam sebuah kesempatan Rasulullah bertemu seorang dari Ansar, yang sedang menasihati saudaranya yang pemalu. Mendengar itu, Rasulullah segera bersabda "Biarkan dia demikian, karena rasa malu itu bagian dari iman" HR Bukahri-Muslim. Dalam hadis lain, Rasulullah mengatakan "Rasa malu tidak pernah mendatangkan kecuali kebaikan" HR Bukhari-Muslim. "Rasa malu semuanya baik'' HR Muslim. Abu Sa'id Al Khudri pernah menggambarkan bahwa Rasulullah saw. lebih pemalu dari seorang gadis. Bila melihat sesuatu yang tidak ia sukai, tampak tanda rasa malu dari wajahnya HR Bukhari-Muslim. Dalam kesempatan lain, Rasullah mengkaitkan antara iman dan rasa malu "Rasa malu adalah bagian dari iman, dan iman tempatnya di surga. Prilaku jelek adalah bagian dari kekeringan iman, keringnya iman tempatnya di neraka"HR Ahmad. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa iman mempunyai lebih dari tujuh puluh bagian, di antaranya adalah rasa malu HR Bukhari-Muslim. Imam Ibn Majah menyebutkan sebuah hadis yang menggambarkan betapa rasa malu harus dibudayakan demi keselamatan sebuah bangsa. Rasulullah bersabda "Jika Allah swt. ingin menghancurkan sebuah kaum, dicabutlah dari mereka rasa malu. Bila rasa malu telah hilang maka yang muncul adalah sikap keras hati. Bila sikap keras hati membudaya, Allah mencabut dari mereka sikap amanah kejujuran dan tangung jawab. Bila sikap amanah telah hilang maka yang muncul adalah para pengkhianat. Bila para mengkhianat merajalela Allah mencabut rahmatNya. Bila rahmat Allah telah hilang maka yang muncul adalah manusia laknat. Bila manusia laknat merajalela Allah akan mencabut dari mereka tali-tali Islam". Menerangkan makna hadis ini, Syekh Muhammad Al Ghazali berkata dalam bukunya Khuluq Al Muslim "Bila seorang tidak mampunyai rasa malu dan amanah, ia akan menjadi keras dan berjalan mengikuti kehendak hawa nafsunya. Tak peduli apakah yang harus menjadi korban adalah mereka yang tak berdosa. Ia rampas harta dari tangan-tangan mereka yang fakir tanpa belas kasihan, hatinya tidak tersentuh oleh kepedihan orang-orang lemah yang menderita. Matanya gelap, pandangannya ganas. Ia tidak tahu kecuali apa yang memuaskan hawa nafsunya. Bila seorang sampai ke tingkat prilaku seperti ini, maka telah terkelupas darinya fitrah agama dan terkikis habis jiwa ajaran Islam Khuluq Al Muslim, h 171. Imam An Nawawi menyebutkan bahwa hakikat rasa malu itu muncul dalam bentuk sikap meninggalkan perbuatan jelek, dan perbuatan zhalim. Seorang sufi besar Imam Junaid menerangkan bahwa rasa malu muncul dari melihat besarnya nikmat Allah, sedangkan ia merasa banyak kekurangan dalam mengamalkan ketaatan kapada-Nya. Riyadh as-Shalihin, h 246. sumber Harian RepublikaBACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini Jakarta - Sepanjang hidup Rasulullah SAW, beliau tidak pernah mengumandangkan azan. Rasulullah hanya mempercayakan Bilal bin Rabah untuk mengumandangkan azan sebagai seruan mengapa Rasulullah SAW tak pernah azan? Simak alasannya berikut Rasulullah SAW Tidak Pernah AzanPara cendekiawan Muslim telah banyak mendiskusikan terkait Rasulullah SAW yang tak pernah azan. Salah satunya adalah Imam Besar Arab Saudi Syekh Assim Al Hakeem, ia berpendapat bahwa Rasulullah tidak pernah azan lantaran beliau memiliki tanggung jawab terhadap umatnya yang jauh lebih besar. Tanggung jawabnya sebagai khalifah tidak bisa ia berikan kepada orang lain. Oleh sebabnya, Rasulullah meminta bantuan Bilal bi Rabah untuk mengumandangkan azan di setiap waktu salat."Rasulullah SAW tidak pernah mengumandangkan azan karena beliau sibuk dengan urusan yang lebih penting dan bernilai lebih besar bagi umatnya," jelas Syekh Assim, seperti dikutip dari situs resminya, Selasa 6/6/2023.Dalam Kitab al-Majmu, Imam Nawawi menyebutkan pernyataan Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu. Umar pernah berkata,لَوْ كُنْتُ أُطِيقُ الأَذَانَ مَعَ الْخِلافَةِ لأَذَّنْتُArtinya "Jika aku mampu memenuhi kewajiban untuk mengumandangkan azan sekaligus memenuhi tugas sebagai khalifah, aku akan melakukannya."Izzuddin Abdul dalam Kitab Ahasin al-Kalam Imam juga mengemukakan bahwa, Rasulullah SAW tidak pernah azan lantaran beliau sosok yang konsisten dalam melakukan sesuatu. Itulah mengapa Rasulullah tidak bisa berkomitmen dalam hal lain, beliau hanya menghabiskan waktunya untuk urusan hanya itu dalam Kitab Mawahib al-Jalil, al-Hattab berpendapat mengenai Rasulullah yang tak pernah azan. Menurutnya lafaz azan "Bersegeralah menuju salat" jika di ucapkan oleh Rasulullah maka mengimplikasikan kewajiban yang harus segera beliau memiliki nilai wajib, sedangkan Rasulullah ingin melindungi umatnya dari hukuman yang disebutkan dalam Surah An-Nur ayat 63 yang berbunyi,لَا تَجْعَلُوا دُعَاءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًا ۚ قَدْ يَعْلَمُ اللَّهُ الَّذِينَ يَتَسَلَّلُونَ مِنْكُمْ لِوَاذًا ۚ فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌArtinya "Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian yang lain. Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang menyelinap di antara kamu dengan bersembunyi, maka hendaklah orang-orang yang menentang perintah Rasul-Nya takut akan mendapat fitnah atau azab yang pedih."Alasan yang terakhir mengapa Rasulullah SAW tidak pernah azan adalah karena dalam lafaz azan terdapat kesaksiaan untuk Rasulullah SAW. Imam al-Naisaburi dalam Nur al-Absor menyatakan,"Memberikan kesaksian kepada Nabi SAW juga merupakan bagian dari azan itu sendiri. Oleh karena itu, tidak pantas baginya untuk memberikan kesaksian kepada dirinya sendiri."Sebenarnya, Rasulullah SAW pernah mengumandangkan azan tapi bukan dalam konteks seruan salat. Berdasarkan beberapa hadits yang dikutip dari buku Tadihul Adillah 4 karya H. Muhammad Syafi'i Hadzami, Rasulullah SAW mengumandangkan azan dalam beberapa satunya disebutkan dalam riwayat dari Abu Rafi Radhiyallahu'anhu, saat seseorang lahir Nabi Muhammad SAW terlihat mengucapkan azan di itulah alasan mengapa Rasulullah tidak pernah mengumandangkan azan. Semoga bermanfaat dan menambah khazanah pengetahuan para detikers ya! Simak Video "Merugi Jadi Alasan Museum Rasulullah di Probolinggo Gulung Tikar" [GambasVideo 20detik] alk/alk loading...Menurut Al-Mas’udi, kehadiran pasukan bergajah terjadi pada hari Senin, 13 Muharram dan mendekati tanggal 17 Muharram. Dari situ, Al-Mas’udi menyimpulkan bahwa tanggal lahir Nabi Muhammad itu 8 Rabi’ul Awwal, bukan tanggal 12. Foto/Ilustrasi Ist Kapan sejatinya Nabi Muhammad SAW lahir, tidaklah ada kesepakatan yang bulat. Namun, di kalangan umat Islam, riwayat yang paling populer menyebutkan bahwa Nabi Muhammad lahir pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal atau bertepatan dengan 29 Agustus 580 Masehi. Pada tanggal dan bulan inilah peringatan maulid Nabi paling banyak dilakukan. Baca Juga Muhammad Husain Haekal dalam Sejarah Hidup Muhammad mengungkap ada perbedaan pendapat mengenai hari, tanggal, bulan dan tahun kelahiran nabi tersebut. Caussin de Perceval dalam Essai sur l'Histoire des Arabes menyatakan, bahwa Muhammad dilahirkan bulan Agustus 570, yakni Tahun Gajah, dan bahwa dia dilahirkan di Makkah di rumah kakeknya Abdul-Muthalib.“Hari itu Senin adalah hari kelahiranku," jawab Nabi Muhammad SAW ketika ditanya seorang sahabat mengapa dirinya berpuasa pada hari kalangan umat Islam, riwayat yang paling populer menyebutkan bahwa Nabi Muhammad lahir pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal atau bertepatan dengan 29 Agustus 580 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada sebuah riwayat Imam Ibnu Ishaq dari Sayyidina Ibnu Abbas “Rasulullah dilahirkan di hari Senin, tanggal 12 di malam yang tenang pada bulan Rabi'ul Awwal, Tahun Gajah.” Baca Juga Di dalam kitabnya al-Mukhtashar al-Kabir fi Sirah al-Rasul 1993, Imam Izuddin bin Badruddin al-Kinani menyatakan bahwa pendapat ini adalah sahih. Pendapat itu juga dikuatkan dengan riwayat Qays bin Makhramah, meski tidak disebutkan secara detil berapa sebuah hadis riwayat Imam Tirmidzi, Qays bin Makhramah mengatakan kalau dirinya dan Nabi Muhammad dilahirkan pada tahun yang sama, yaitu Tahun sejarawan al-Mas’udi, sebagaimana dikutip dari buku Membaca Sirah Nabi Muhammad dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadis-hadis Shahih M Quraish Shihab, 2018, berpendapat kalau Nabi Muhammad lahir pada 8 Rabi’ul Awwal, atau empat hari lebih awal dari pendapat yang populer selama ini. Al-Mas’udi mencocokkan tanggal itu dengan kehadiran pasukan bergajah Raja Abrahah. Menurutnya, Nabi Muhammad saw lahir 50 hari setelah pasukan bergajah datang. Sementara, masih menurut Al-Mas’udi, kehadiran pasukan bergajah terjadi pada hari Senin, 13 Muharram dan mendekati tanggal 17 Muharram. Dari situ, Al-Mas’udi menyimpulkan bahwa tanggal lahir Nabi Muhammad itu 8 Rabi’ul Awwal, bukan tanggal ilmu falak asal Mesir, Mahmud al-Falaki al-Mashry, memiliki pendapat yang berbeda. Mahmud menyebut kalau tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah 9 Rabi’ul Awwal tahun 571 Masehi atau hari ke-55 setelah tentara gajah Raja Abrahah mengalami samping ketiga pendapat di atas, ada beberapa pendapat yang menyebutkan kalau Nabi Muhammad lahir pada bulan Rajab, Ramadhan, atau Muharram. Dalam sebuah riwayat, Uqbah bin Mukarram mengemukakan bahwa hari lahir Nabi Muhammad adalah hari Senin tanggal 12 ada pendapat yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad dilahirkan jauh sebelum Raja Abrahah menyerang Ka’bah, atau sekitar 15 tahun sebelum Tahun Gajah. Imam al-Dzahabi dengan keras menilai kalau riwayat itu –Nabi Muhammad lahir 15 tahun sebelum Tahun Gajah- sebagai sebuah Maulid Nabi ini, dengan berbagai versi tanggalnya, kini dipraktikan secara meriah di berbagai belahan dunia dengan berbagai motivasi, di antaranya mengungkapkan rasa suka cita atas kelahiran Rasulullah SAW, ekspresi rasa cinta terhadap Rasulullah SAW, ungkapan rasa syukur, menambah keimanan dan keislaman, sarana dakwah, sarana shadaqah, berdzikir, perenungan batin, melestarikan ajaran Islam, inspirasi kehidupan, dan berbagai macam motivasi lainnya. Baca Juga mhy

mengapa rasulullah saw menyebutkan bahwa